Login

Renungan Syawal 1444 Hijriyah

Ramadhan sudah lewat tapi saya tidak merasakan apa-apa. Saya baca al-quran atau saya berzikir tapi saya tidak merasakan apa-apa. HATI SAYA HAMPA. Perilaku masih sama, kebiasaan belum berubah. Kenapa?

Hatimu hampa karena HATIMU SAKIT, hatimu sudah mulai mengeras sehingga dia tidak bisa merasakan pengaruh dari ibadah puasa Ramadhan, membaca al-quran dan berzikir. Ibadah hanyalah kegiatan rutin tanpa makna dan pengaruh terhadap hati.

Hati itu sakit karena BANYAKNYA DOSA dan maksiat menumpuk yang telah dilakukan, sehingga mengotori dan menyelimuti hati.

Banyaknya dosa dan maksiat yang dilakukan karena tiadanya RASA TAKUT terhadap Allah yang MAHA BESAR YANG AZABNYA SANGAT PEDIH.

Tiadanya rasa takut terhadap Allah karena KURANG/TIDAK ADANYA ILMU agama yang memadai, tidak mengenal dan tidak memahami Zat yang disembahnya.

Kurang/tidak punya ilmu agama karena tidak belajar agama karena SIBUK dengan segala urusan dunia.

Sibuk dengan segala urusan dunia telah membuatmu menjadi PECINTA DUNIA, dan ini adalah pangkal keburukan dari segala keburukan.

Cinta dunia telah membuat HATI MENJADI SAKIT. Hati telah dipenuhi oleh berbagai kegiatan dunia, harta, pangkat dan jabatan serta keluarga.

HATI ADALAH RAJA dari setiap perilaku, anggota badan selalu siap untuk melaksanakan perintah HATI Sang Raja.

Jika hatinya sehat maka keluarlah semua perilaku kebajikan, namun jika hatinya sakit maka yang keluar adalah perilaku penuh noda kemaksiatan.

Banyak orang tidak menyadari bahwa HATINYA SAKIT, namun dia dengan cepat mencari dokter jika badan/fisiknya yang sakit.

Banyak orang tidak menyadari bahwa jika badan/fisiknya yang sakit akan hilanglah penderitaannya begitu dia meninggal, namun jika HATINYA YANG SAKIT maka penderitaan berkepanjangan tiada henti telah menunggunya di akhirat nanti. Jadi, SEHATNYA HATI harusnya mendahului sehatnya badan.

Allah hanya akan menerima orang-orang yang HATINYA SEHAT DAN BERSIH, dan tidak peduli seberapa banyak hartamu, atau anak-anakmu.

Jika hati itu MATI, maka dia sudah tidak bisa lagi membedakan antara panggilan Rabb-nya atau panggilan Iblis beserta bala tentaranya.

Semoga kita semua terhindar dari semua keburukan hati ini.

Dr. Yon Nofiar
Praktisi Psikologi Islam,
Penulis buku Qalbu Quotient

No Comments

Post A Comment